Kali ini Gendhis ingin bercerita tentang pengalaman berkunjung ke Kalimas Kemuning. Lokasi objek wisata yang satu ini terletak di Karanganyar Jawa Tengah.
Sungai itu tampak eksotis karena mengalir di antara kebun-kebun teh yang menghijau. Bebatuan tertata rapi di tepinya. Aliran sungai yang jernih, dan suara burung-burung berdendang akan menghanyutkanmu dalam keheningan yang teramat sunyi.
Mendengar aliran sungai dan suara-suara alam tersebut, jiwa ini seolah dibawa ke tempat sepi dan disucikan dari segala lelah dan penat. Kalimas memang tampak sederhana, tetapi keindahannya akan membuat terpana sejauh mata memandang.
Hawa dingin yang bersahaja, semakin menentramkan hati untuk singgah lama di tempat itu. Bermain air, berfoto mengukir keabadian dan mencicipi masakan khas Jawa di pondok-pondok bambu nan elegan itu.
Dua, tiga, sampai lima makanan pun boleh kamu nikmati dengan hidangan dari penjual yang senantiasa mengumbar senyumannya.
Baca juga: Travel Blogger itu Sesuatu Banget
Lokasi Kalimas Kemuning
Pagi itu, di Hari Senin yang sibuk, saya dan kekasihku kebetulan sedang menikmati hari libur. Tak ada kegiatan yang menarik di hari libur, selain berkencan dengannya. Karena itu, kami memutuskan untuk berkencan di tempat wisata.
Pacarku ini memberikan beberapa opsi tempat yang akan dikunjungi. Dan satu di antara opsi itu, hanya Kalimas Kemuning yang menggugah hati untuk pergi ke sana.
Jika kamu dari Solo, seperti yang saya lakukan dengan kekasihku. Kamu arahkan motormu ke arah Timur. Kamu akan melewati beberapa jalan dan perkampungan. Mulai dari kampung Pucang Sawit, Palur dan seterusnya.
Namun apabila kamu memilih jalan raya. Kamu akan lewat di depan kampus yang tentu namanya sudah menggema di mana-mana. Mana lagi kalau bukan Universitas Sebelas Maret.
Setelah melewati UNS, kamu akan berjumpa di jembatan yang menjadi pemisah antara Solo dan Karanganyar. Usai melewati jembatan itu, kamu akan disajikan jalanan yang lurus hingga menemukan tanda jalan yang mengarah ke Tawangmangu.
Jangan sungkan-sungkan, ambil jalan itu dan ikuti petunjuk jalan yang terpampang di setiap jalan. Lalu tibalah kamu di kecamatan Ngargoyoso.
Di kecamatan itu kamu akan menemukan jalanan yang menanjak dan menurun curam. Pastikan motormu sehat dan tidak ada kendala apa pun.
Lajukan motormu hingga naik ke atas dan ikuti petunjuk menuju Kemuning. Nah ketika kamu menemukan sebuah pertigaan antara Ngargoyoso dan Kemuning, Tulisan Kalimas yang besar akan dapat kamu lihat.
Atau kalau kamu masih kebingungan, pakailah Google maps atau yang lainnya. Kalimas Kemuning Karanganyar, setelah menuliskan seketika tempat yang kamu maksud akan muncul.
Sederhananya Kalimas ini terletak di jalan Ngargoyoso-Kemuning. Persisnya dipertigaan yang mempertemukan keduanya.
Tiket Dan Jam Buka
Kami memilih pagi hari sebagai waktu yang menyenangkan untuk pergi. Apalagi ke tempat wisata alam yang terbuka. Mungkin waktu-waktu itu adalah waktu yang pas. Tetapi sekali lagi, semua itu kembali pada selera masing-masing.
Ketika memasuki Ngargoyoso, hawa dingin mulai menyelimuti tubuh kami. Pepohonan tinggi dan jurang yang di bawahnya persawahan mulai unjuk diri saat dua roda motor yang kami naiki melintasinya.
Jalanan berkelok, naik turun seperti iman ini akan membuatmu setidaknya lebih was-was. Agar mampu mengendalikan kendaraan yang kamu kemudikan. Di situ, kemegahan Gunung Lawu mulai tampak. Aroma magis yang dipadukan dengan keindahan alam, mulai kental terasa.
Kami akhirnya tiba di tempat nan indah itu. Ada dua tempat parkir yang disediakan oleh pengelola, ada yang di atas (dari pertigaan belok ke atas) dan ada pula yang di bawah. Namun tempat parkir di bawah disediakan khusus untuk motor saja karena jalanan kecil.
Setibanya di parkiran, dua petugas yang gagah nan ramah itu menghampiri. Di tangannya, kertas kecil dan spidol untuk menulis plat nomor motor bersiap untuk dikotori.
Mereka meminta Rp 2.000,- saja untuk parkirnya. Dengan senang hati, kami memberinya. Dengan dua ribu, mereka menaruhkan nyawa menjaga motor yang kami bawa hingga kami kembali setelah menghabiskan waktu di sana.
Usai membayar parkir, kami berjalan di jalanan setapak yang hanya cukup untuk satu motor saja. Di samping kanan-kirinya, hamparan kebun teh menghidangkan kehijauannya untuk membasuh mata kita.
Daun-daunnya melambai-lambai seolah gembira menyambut kedatangan kami. Kami terus melangkahkan kaki kami, sambil sesekali mengabadikan momen bersama di dalam bingkai foto. Ah menyenangkan sekali.
Di pintu masuk, dua penjaga tiket masuk menyambut kami dengan ramah. Mereka dengan hati-hati menyebut biaya yang harus kami keluarkan untuk menukarnya dengan tiket.
Mereka hanya meminta Rp 5.000,- saja untuk tiket masuknya. Karena tidak ingin terlalu cepat menghabiskan waktu, kami pun bertanya jam buka dan jam tutupnya.
Senin-Minggu 08.00-17.00 WIB. Ucap mereka dengan sangat lantang. Kami mengangguk karena kami tiba pada pukul 9 pagi. Berarti artinya masih ada waktu berjam-jam untuk menikmati keindahan Kalimas tersebut.
Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan Di Sana
Karena di daerah Kemuning ini berhawa dingin, maka tidak asyik apabila hanya berdiam diri. Saya bersama kekasih berniat melakukan beberapa kegiatan atau aktivitas di sana. Tentunya yang berbau romansa dan kebahagiaan.
1. Bermain Air di Sungai
Setelah diperbolehkan masuk, kami akhirnya memilih pondok yang ada persis di tepi sungai. Karena hari Senin, Kalimas tampak lengang dan jarang pengunjung.
Kami duduk di sana, sekadar melepas penat dan bercanda ria. Namun beberapa menit kemudian, kekasihku mengajak bermain air sungai yang jernih.
Karena jernih dan bersih, kami tidak takut gatal-gatal. Toh kata orang, air pegunungan begitu menyehatkan. Kami pun menceburkan diri ke sungai yang hanya setinggi lutut kaki orang dewasa.
Dia mengajak menyeberangi sungai untuk mengambil bunga warna-warni yang ada di seberang sungai. Saya pun memberikan bunga itu padanya dan em, tentu saja kami mengabadikannya di dalam foto itu.
2. Menikmati Makanan Khas Jawa Nan Murah
Setelah sejenak bermain air selesai, perut yang belum terisi sejak pagi tiba-tiba bergemuruh. Rasa lapar mendadak melilit. Saya dan kekasihku memutuskan untuk mengunjungi salah satu warung yang buka di sana.
Makanan khas jawa seperti pecel, gendar, dan yang lainnya menjadi menu utama di warung tersebut. Sudah lama tidak memakan pecel dan kali ini pun saya memesannya.
Kekasihku juga merasakan hal yang sama, setelah memesan kami duduk di bambu yang sudah disediakan dan kami makan sembari menikmati semilir udara di Kalimas.
3. Menikmati Teh Gratis dan Duduk di Tengah Perkebunan Teh
Usai mengisi tenaga, kami penasaran dengan kebun teh yang ada di atas sana. Saya pun mencari informasi, ternyata ada jalan untuk menuju kebun teh yang ada di atas tanpa harus keluar.
Dengan terburu-buru, kami berjalan agak cepat ke atas. Jalannya cukup aman dan bisa dilalui kapan saja.
Setibanya di kebun teh, ada seorang bapak-bapak duduk depan meja yang di atasnya ada tempat minum dan beberapa gelas pelastik yang tertata rapi menumpuk ke atas.
Kami pun mendekatinya karena ingin mencicipi teh dari kebun ini. Meskipun awalnya kami sudah menyiapkan uang untuk dapat merasakan teh tersebut.
Tetapi ketika di depan meja tersebut. Dengan ramah bapak mengatakan kalau teh ini gratis dan boleh meminum berkali-kali.
Mendengar itu, mata kami berbunga-bunga. Usai mengambil teh. Kami duduk di tempat duduk yang memang sudah disediakan di sana.
Tentunya di tengah-tengah perkebunan teh. Sungguh kamu akan disajikan pemandangan dan hawa yang menyejukkan ketika duduk di sana.
Tinggal saatnya susun agenda kapan kamu ingin ke Kalimas Kemuning atau yang populer dengan Wisata Kebun Teh Kemuning sekarang juga.
Comments are closed.